Selasa, 30 September 2014

Makan Malam Jahanam [1]

Dipentaskan Senin (31/10/2011) malam oleh Roda Gila dan Kelap Kelip Bersaudara di Joglo Fakultas Syariah IAIN Walisongo. [foto: Arif Slam Nugroho]



Makan Malam Jahanam [1]
oleh: Khothibul Umam

Sebuah meja makan terhampar di tengah panggung. Empat kursi yang tersedia masing-masing telah ada yang menduduki. Sebuah lampu di atas meja makan menerangi temaram asap-asap rokok yang dihembuskan oleh manusia-manusia yang ada di bawahnya. Sisa makan malam terlihat belum sempat dibereskan. Keempat sosok yang ada di meja makan tersebut masih terdiam dalam pikiran-pikirannya ketika sayup-sayup siaran RRI menyiarkan Warta Berita Malam. Ada rona gelisah dan mencekam yang mengambang ketika penyiar radio membacakan beritanya. Mereka merasa tidak menemukan berita yang dicari di siaran berita tersebut. Rokok yang belum habis pun dipaksa dibenamkan ke dalam asbak. Salah seorang kemudian bangkit dari duduknya, berjalan ke arah radio, kemudian mematikannya.

Kamerad : Berita sampah!!!

Kawan : Sabar, Kamerad. Mungkin memang belum saatnya disiarkan.

Kamerad : Kawan, aku sudah mengirimnya sejak tadi siang lewat kurir. Paling lambat Warta Berita Petang pun harusnya sudah menyiarkannya.

Ketua : Apakah Kamerad sudah mengecek kurirnya?

Kamerad : Saudara Ketua meragukan kurir saya?

Ketua : Tentu tidak. Maksud saya…

Kamerad : Dia adalah adalah kurir terbaik di organisasi kita. Saya sangat mempercayainya. Dia sudah teruji ketika dia menjadi kurir kita saat masa-masa konfrontasi, Ketua!

Ketua : Tapi Kamerad juga seharusnya sadar, dalam kondisi seperti saat ini, beragam kemungkinan bisa saja terjadi. Orang yang selama ini setia pada organisasi bisa menjadi penghianat dalam sekali tepuk dan ini bisa membahayakan organisasi kita!

Kamerad : Ketua!!! Saya sangat percaya pada kurir saya. Saya yang merekrutnya sendiri sejak ia masih di Front Pelajar. Ia adalah kader terbaik di antara kompatriotnya. Ia satu-satunya kader pelajar yang mendapatkan bintang jasa tiga tahun berturut-turut. Kesetiaannya pada organisasi dibuktikannya pada saat ia ditugaskan ke perbatasan untuk mengurusi logistik. Ia hampir menjadi martir di sana. Jadi tidak ada satu alasan pun yang mengurangi kepercayaan saya terhadapnya.

https://docs.google.com/document/d/1iJ2WbAHdBMSwq0ZZZtNiIZa4Q7iu9NpbdXhwxm2YNz0/export?format=rtf&id=1144IZNpaucp59KGtFPdgPpJM6MJ3AHdUvYCtiLPgU7s&token=AC4w5Viy8uTpZ8yWslhRq89lywDiCzFTqA%3A1411704628359

Tidak ada komentar:

Posting Komentar