![]() |
Dipentaskan 16 Desember 2013 oleh Teater Among Jiwo di Aula STIE BPD Jateng disutradarai Septy Mutia Qatadah. |
SALAH
SIAPA!
Ketika Surga Dihujat Manusia
Awal mula dari irama musik instrument yang
seolah membangkitkan atmosfir kefrustasian dan putus asa. Irama makin keras
dibarengi dengan cahaya panggung yang redup menerangi dua sudut panggung yang berbeda lokasi
dengan rona merah. Lokasi pertama berkisah disuatu ruang rumah sakit jiwa yang
dihuni oleh seorang wanita muda dan lokasi kedua berkisah di suatu ruang
perjara yang dihuni oleh seorang laki-laki muda. Kisah ini menceritakan
mengenai dua pemuda berbeda gender yang melakukan kebodohan dan mereka
menyesali dengan menyalahkan satu sama lain.
Adegan I
Lampu yang tadinya mati secara perlahan
menerangi sudut penjara dan terlihat seorang lelaki sedang tidur.
Laki-laki : Sudah pagi ternyata (sambil
menguap) kelihatannya aku bangun terlalu pagi atau mungkin sipir penjaga yang
terlambat datang kekantor karena harus mengantar anak kesekolah, ya sudahlah
itu bukan urusanku. Muncul satu hari lagi yang membosankan. Entah berapa lama
aku berada disini, mungkin seminggu atau bahkan sebulan atau bahkan satu
semester, aku tidak ingat karena sewaktu terbangun aku sudah berada disini.
Ruang yang lembab ini selalu ada ketika aku membuka mata. Hanya jendela kecil
itu (menunjuk kearah lampu) yang selalu membuatku terbangun karena cahayanya
yang terang selain bentakan sipir yang memekakan telinga ketika berkata
BANGUN!!! Sambil memantulkan pentungannya ke tiang besi. (tertawa kecut) Asalkan
kau perlu tau, aku berada disini karena suatu hal yang bodoh, bodoh,
bodoh……(tertawa keras), bodoh…. (lalu teriak) BODOH!!!!!!
Disisi lain, terdapat perempuan yang sedang
duduk disudut ruang dengan keadaan penuh kefrustasian, dengan rambut yang
urakan sedang menengkupkan kepalanya kebawah.
Perempuan : Bodoh!!! Bodoh sekali kau Heni!! Hidupmu
sudah tidak berarti lagi (dengan mimik antara sedih, marah dan tersenyum). Kau
selalu melihat cahaya yang sama, saat kau menutup mata dan membukanya, cahaya
itu (menunjuk kearah lampu) selalu menyudutkanmu, mengingatkanmu pada bayangan
seorang lelaki yang….yang disetiap saat selalu menyapamu.
Kereeen bgt :) Among Jiwo...weksooorrr :*
BalasHapusbisa minta kontak penulisnya?
BalasHapus