Selasa, 07 Oktober 2014

Menunggu Tuyul

Dipentaskan Teater Lingkar


MENUNGGU TUYUL

Karya  Eko Tunas

Para Pelakon  :
Yang di Podium
Salah seorang
Yang Heran
Tokoh Ibu
Tokoh Istri
Yang Mati
Yang Protes
Yang Lain 1
Yang Lain 2
Yang Lain 3
Yang Lain 4
Yang Lain 5
Yang Lain 6
Yang Lain 7
Yang Lain 8
Yang Lain 9
Yang Lain 10
Yang Lain 11

DI SEBUAH SEMINAR ANU, DI KOTA ANU. ORANG ORANG SEDANG ANU… PADA SEMINAR ANU, MEREKA PADA MEMBACA MAKALAH ANU… DITENGAH TENGAH PANGGUNG ADA PODIUM. MUSIK PEMBUKA MENGHENTAK HENTAK. 

Podium         :  (mengawali seminar) Saudara saudara, siapa diantara saudara saudara yang tidak setuju dengan Tuyul ? (tidak ada jawaban) Baik, jadi saudara saudara setuju dengan adanya Tuyul ? (tidak ada jawaban) Kesempatan mahal harganya saudara saudara. Waktupun mahal harganya. Saudara saudara diam, saya tahu saudara saudara sangat menghargai waktu. Diam itu emas, saudara saudara. Karena itu diampun mahal harganya. Kesempatan memang harus ditebus dengan mahal, saudara saudara !

Seorang        :  Saudara, maaf. Apakah Tuyul juga mahal harganya ?

Podium         :  Tidak perlu maaf, saudara. Sebab maaf pun mahal harganya… Saya menghargai pertanyaan saudara. Pertanyaan saudara sungguh mahal harganya. Justru itulah pertanyaan kunci, yang terjawab dalam pembukaan makalah saya. Silahkan saudara saudara membacanya sendiri ! (mereka membacanya kembali)

Seorang        :  Sungguh mahal !

Lain 1           :  Berapa, saudara ?


Seorang        :  Berapa apanya ?


Tidak ada komentar:

Posting Komentar